Menghitung Debit Banjir Dengan Menggunakan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Snyder Dan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu (Studi Kasus: Krueng Kabupaten Aceh Utara)

Penulis

  • M. Ahsan Jass Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Yulia Yulia Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Zia Ulfa Syadida Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

DOI:

https://doi.org/10.37598/tameh.v9i2.109

Kata Kunci:

Bangunan Pengendali Banjir, Debit Banjir, Periode Ulang, Nakayasu, Snyder

Abstrak

Banjir adalah debit aliran sungai dalam jumlah yang tinggi atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar dari kondisi normal akibat hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu terjadi secara terus menerus sehingga air tidak dapat ditampung oleh alur sungai yang ada. Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia. Banjir yang sering terjadi di Provinsi Aceh salah satunya terjadi di Krueng Pase Kabupaten Aceh Utara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui debit banjir rencana periode ulang 10 tahun, 25 tahun, dan 50 tahun dengan menggunakan Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Synder dan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu pada Krueng Pase. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai referensi bagi pihak yang membutuhkan data debit untuk keperluan perencanaan bangunan pengendali banjir pada Krueng Pase. Metode penelitian ini menggunakan Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Nakayasu. Pengumpulan data berupa data sekunder yaitu data curah hujan bulanan. Pengolahan data dilakukan dengan menghitung curah hujan rencana serta debit banjir rencana. Hasil perhitungan pada Bab IV diperoleh perhitungan curah hujan rencana dengan menggunakan distribusi probabilitas Gumbel, Metode Hidrograf Satuan Sintetik Snyder dengan titik berat hujan ke debit puncak ) = 4,860 jam, dengan waktu naik ( ) = 0,883 jam dengan tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (Tp) = 5,306  jam, dengan waktu untuk mencapai puncak (qp) = 0,466 m3/detik/km2, dengan debit puncak ( ) = 236,300 m3/det,  waktu dasar ( ) = 86,58 Jam. Sedangkan Hasil perhitungan metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu diperoleh nilai debit puncak ( ) yaitu 10,05 m3/det dengan durasi waktu (t) = 4,21 jam. Periode ulang 10 tahun sebesar 509,93m3/det, periode ulang 25 tahun sebesar 636,24 m3/det, dan periode ulang 50 tahun sebesar 732,45 m3/det. Dari hasil-hasil yang telah didapatkan maka dapat diketahui nilai-nilai debit  puncak dengan kedua metode yang berbeda.

Referensi

Asdak C. 2014. Hidrologi dan Pengelohan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Amri K. 2014. Analisis debit puncak Das Padang Guci, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Eliza Patricia Siby, L. Kawes, F. Hslim, Study Perbandingan Hidrograf Satuan Sintetik Pada Daerah Aliran Sungai Ranoyapo

Hari Siswoyo, Pengembangan Model Hidrograf Satuan Sintetik Snyder Untuk Daerah Aliran Sungai Di Jawa Timur

Harto, S. 1993. Analisis Hidrologi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum

Kamiana, Made. 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Jogjakarta : Graha Ilmu

Limantara.2010. Hidrologi Praktis. CV.Lubuk Agung, Bandung.

Pangki Irawan, Nova komaala Sari, Bandingan Hidrograf Satuan Sintetik Snyder- Alexeyev, Nakayasu dan Gamma 1 Pada Analisis Banjir Sub Das

Triatmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Betta Off set, Yogyakarta

Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta

Suripin. 2004. Sistem Drainase Yang Berkelanjutan. Yogyakarta : Andi

Unduhan

Diterbitkan

2020-12-30

Terbitan

Bagian

Articles