GEDUNG MUSIK BANDA ACEH

Tema: Arsitektur Simbolis

Penulis

  • Tursina Tursina Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh
  • Muhammad Joni Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

DOI:

https://doi.org/10.37598/rumoh.v8i16.57

Kata Kunci:

Gedung Musik, Banda Aceh, Arsitektur Simbolis

Abstrak

Musik adalah bahasa manusia, karena dengan musik kita dapat mengekspresikan kemauan, atau isi hati kita tanpa harus mengerti terlebih dahulu bahasa yang dipakai oleh mereka yang mendengarkan musik. Banda Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh belum memiliki suatu tempat atau gedung yang di dalamnya terdapat bermacam fasilitas yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan musik, taman budaya yang ada hanya memiliki fasilitas pertunjukan saja. Maksud dan tujuan dari Gedung Musik Banda Aceh ini adalah menciptakan suatu rancangan yang dapat menjadi tempat untuk menggali potensi-potensi seni musik agar dapat menjadi nilai positif bagi dunia seni di Banda Aceh, tempat untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kegiatan musik yang lebih terpusat. Gedung Musik Banda Aceh ini berfasilitaskan tempat belajar musik, Concert Hall, tempat menjual alat-alat musik, dan aksesoris yang berhubungan dengan musik. Gedung musik Banda Aceh berada di jalan Mr. M. Hasan Kec. Lueng Bata Kota Banda Aceh. Penerapan tema Arsitektur Simbolis diharapkan dapat menghasilkan rancangan yang memiliki makna yang luas bagi yang melihatnya dan berfungsi sesuai dengan tujuan. Konsep perancangan gedung musik ini adalah merancang sebuah bangunan yang memiliki ciri khas tersendiri yang di dalamnya mengandung unsur musik, konsep desainnya diambil pada sebuah speaker yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan ruang yang diperlukan. Struktur bentang lebar yang digunakan dengan pemakaian tulangan dan rangka atap dari baja, sehingga mampu memberikan kekuatan dan juga estetika untuk Gedung Musik Banda Aceh tersebut. Luas lahan untuk perencanaan gedung musik ini 18.000 M², luas bangunan 6.205 M², Luas lahan KLB = 17.280 M², luas lantai KDB 40% = 7200 M². Gedung Musik ini tergolong bermassa banyak yaitu bangunan utama yang terdiri dari fasilitas belajar musik yang berkapasitas 500 orang, kantor pengelola, coffe shop dan galeri, dan juga terdapat concert hall yang berkapasitas 900 orang, juga terdapat bangunan mushalla dan ruang mesin.

Biografi Penulis

Tursina Tursina, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Mahasiswa Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Muhammad Joni, Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Dosen Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Referensi

Braundy, Charles E. 1995. Time Saver Standard For Building Types. New York: The Prows Publishing

Doelle, Leslie L. 1990. Akustik Lingkungan. Jakarta : Erlangga

Hakim Rustam, Utomo Hardi, Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara, Jakarta, 2004.

John.M Echols, Shadily Hassan. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta. PT.Gramedia

Neufert Ernst, Sjamsu Amril. Data Arsitek Jilid I Edisi kedua, Erlangga, Jakarta, 1993

Neufert Ernst, Sjamsu Amril. Data Arsitek Jilid II, Erlangga, Jakarta, 2002

Prasetio, Lea. Akustik Lingkungan. Jakarta : Erlangga, 1993

Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2009, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009 – 2029, Pemerintah Kota, Banda Aceh

TA, Virzal Nurcahyo, Judul Gedung Pertunjukan Drama & Musik di Jakarta, Universitas Mercubuana, 2001.

Website :

www.buildingindonesia.biz/2014

www.serbadidunia.wordpress.com

www.skyscraperpage.com/cities/?buildingID=48

www.unique77unique.blogspot.com

www.ui.ac.id/id/library/page/crystal-of-knowledge

www.arcspace.com/architects/calatrava/Lyon-Satolas/

www.tomwrightdesign.com/web/burj_al_arab.php

Unduhan

Diterbitkan

09-04-2021

Terbitan

Bagian

Articles